Home Random Page


CATEGORIES:

BiologyChemistryConstructionCultureEcologyEconomyElectronicsFinanceGeographyHistoryInformaticsLawMathematicsMechanicsMedicineOtherPedagogyPhilosophyPhysicsPolicyPsychologySociologySportTourism






Konsekuensi Tauhid Rububiyah

Mentauhidkan Allah dalam Rububiyah-Nya tidak cukup hanya sebatas keyakinan hati. Tetapi ia adalah keyakinan yang mempunyai konsekuensi dalam tindakan nyata. Karena itulah Allah menanamkan dalam diri setiap makhluk-Nya naluri (fitrah) peribadatan, yaitu menginginkan untuk beribadah kepada pihak yang diyakini dapat menjamin keamanan dan kesejahteraan hidupnya. Allah Ta’ala menegaskan dalam firman-Nya :

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّـهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّـهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٣٠﴾

Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama yang Allah syariatkan bagimu sebagai agama yang benar. Allah telah jadikan sekalian manusia di atas fitrah (kecenderungan beragama dengannya). Tidak ada perubahan pada fitrah makhluk Allah. Yang demikian itu adalah agama yang lurus, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”. {QS. Ar-Rum (30) : 30}

Demikianlah sesungguhnya tidak ada yang bisa dibuktikan dengan akal pikiran dan indera manusia yang sehat, sebagai pihak yang menjamin keselamatan dan kesejahteraan hidupnya kecuali hanya Allah Ta’ala. Maka Dia menantang orang-orang yang mempersembahkan ibadah kepada selain Allah disamping juga beribadah kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman :

اللَّـهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ۖ هَلْ مِن شُرَكَائِكُم مَّن يَفْعَلُ مِن ذَٰلِكُم مِّن شَيْءٍ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ ﴿٤٠﴾



Allahlah yang menciptakan kalian, kemudian memberi rizeki kepada kalian untuk hidup, kemudian setelah itu Dia mematikan kalian, dan setelah itu Dia akan menghidupkan kalian kembali. Apakah ada Tuhan-Tuhan sesembahan kalian selain Allah itu mampu berbuat demikian walau sedikit? Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari segala kemungkinan untuk disamakan dengan sesembahan selain Allah”. {QS. Ar-Rum (30) : 40}

Dengan demikian maka anggapan bahwa ada sosok lain selain Allah sebagai pihak yang pantas mendapatkan persembahan ibadah adalah halusinasi semata dan tidak bisa dibuktikan kebenarannya dengan akal dan indera yang sehat. Allah Ta’ala telah membimbing akal dan indera kita melalui firman-Nya :

ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّـهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّـهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ ﴿٣٠﴾

Demikianlah kenyataannya bahwa Allah saja sebagai sesembahan yang benar, sedangkan segala pihak yang dipanjatkan do’a kepadanya selain Allah adalah sesembahan yang bathil, dan sesungguhnya Allah adalah Dzat yang Maha Tinggi lagi Maha Besar”. {QS. Luqman (31) : 30}

Karena sesembahan selain Allah selalu memiliki kelemahan dan keterbatasan. Sedangkan Allah adalah Dzat dengan segala sifat kesempurnaan-Nya, tidak terbatas kemampuan-Nya dan Maha Suci Allah dari segala kelemahan dan keterbatasan. Allah Ta’ala membuka akal dan indera manusia untuk memperhatikan firman-Nya :

مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّـهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا ۖ وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنكَبُوتِ ۖ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ ﴿٤١﴾

Perumpamaan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai sesembahan adalah seperti laba-laba yang membuat rumah untuk melindungi dirinya dari bahaya. Sedangkan selemah-lemah rumah untuk berlindung adalah sarang laba-laba, seandainya mereka mengetahui”. {QS. Al Ankabut (29) : 41}

Jadi, mengharapkan keselamatan dan kesejahteraan kepada selain Allah dengan mempersembahkan peribadatan kepadanya adalah seperti laba-laba yang mengharapkan perlindungan dari bahaya dengan membangun sarangnya yang sangat lemah. Oleh sebab itu, segala bentuk peribadatan harus dipersembahkan hanya kepada Allah Ta’ala dan segala sesembahan selain Allah harus dibuang dan diingkari jika ingin memperoleh keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Allah Ta’ala berfirman :

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللَّـهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا ۗوَاللَّـهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿٢٥٦﴾

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”{QS. Al Baqarah (2) : 256}

Manusia harus tahu diri bahwa keselamatan dan kesejahteraan hidupnya sangat tergantung kepada keridhoan Allah semata. Oleh karena itu, asas keselamatan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia adalah mentauhidkan Allah dalam seluruh ibadah dan menjalankan ibadah kepada-Nya hanya dengan cara yang disyariatkan-Nya. Allah Ta’ala menjamin dengan keberkahan bagi siapa saja yang merealisasikan tauhid dengan benar sebagaimana firman-Nya :

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ ﴿٩٦﴾

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”. {QS. Al A’raf (7) : 96}

Keyakinan bahwa Allah Ta’ala saja yang berhak untuk diibadahi dan selain-Nya harus diperlakukan sebagai hamba Allah dan tidak boleh diibadahi dinamakan Tauhid Uluhiyah atau Tauhidul ‘Ibadah. Dan inilah puncak pengamalan tauhid. Hanya melalui jalan pengamalan tauhid ini saja segala problem manusia dan masyarakat dunia akan terpecahkan dengan sebenar-benarnya. Penyelesaian problem yang ditawarkan oleh konsep lain hanyalah semu dan hanya menimbulkan problem baru yang kadang lebih rumit dan berputar-putar di lingkaran syaithan.

 

Jika Prinsip Tauhid Diabaikan (Dilalaikan)

Alam semesta dan segala kehidupan manusia sangat tergantung kepada rahmat Allah Ta’ala. Tidak ada satu keadaan pun di alam ini yang terlepas dari rahmat Allah. Allah Ta’ala berfirman :

رَّبُّكُمُ الَّذِي يُزْجِي لَكُمُ الْفُلْكَ فِي الْبَحْرِ لِتَبْتَغُوا مِن فَضْلِهِ ۚ إِنَّهُ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا ﴿٦٦﴾وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَن تَدْعُونَ إِلَّا إِيَّاهُ ۖ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ ۚ وَكَانَ الْإِنسَانُ كَفُورًا ﴿٦٧﴾ أَفَأَمِنتُمْ أَن يَخْسِفَ بِكُمْ جَانِبَ الْبَرِّ أَوْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا ثُمَّ لَا تَجِدُوا لَكُمْ وَكِيلًا ﴿٦٨﴾ أَمْ أَمِنتُمْ أَن يُعِيدَكُمْ فِيهِ تَارَةً أُخْرَىٰ فَيُرْسِلَ عَلَيْكُمْ قَاصِفًا مِّنَ الرِّيحِ فَيُغْرِقَكُم بِمَا كَفَرْتُمْ ۙ ثُمَّ لَا تَجِدُوا لَكُمْ عَلَيْنَا بِهِ تَبِيعًا ﴿٦٩﴾ وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا ﴿٧٠﴾

Tuhan-mu adalah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu. Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih. Maka Apakah kamu merasa aman (dari hukuman Tuhan) yang menjungkir balikkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia meniupkan (angin keras yang membawa) batu-batu kecil? dan kamu tidak akan mendapat seorang pelindungpun bagi kamu, Atau Apakah kamu merasa aman dari dikembalikan-Nya kamu ke laut sekali lagi, lalu Dia meniupkan atas kamu angin taupan dan ditenggelamkan-Nya kamu disebabkan kekafiranmu. dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun dalam hal ini terhadap (siksaan) kami. Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. {QS. Al Isra’ (17) : 66-70}

Itulah sebabnya manusia harus ingat bahwa setiap saat bisa saja keadaan alam berubah menjadi sangat buas. Sehingga dapat membinasakan hidup kita dan apa yang kita miliki dalam waktu yang sangat singkat. Dan kita harus ingat pula bahwa tidak akan ada kekuatan apapun yang bisa menahan amukan alam kecuali rahmat Allah ta’ala.

 


Date: 2015-12-17; view: 1161


<== previous page | next page ==>
Hubungan Alam Semesta Dengan Tuhan | Syirik Mendatangkan Kemarahan Alam
doclecture.net - lectures - 2014-2024 year. Copyright infringement or personal data (0.008 sec.)