Home Random Page


CATEGORIES:

BiologyChemistryConstructionCultureEcologyEconomyElectronicsFinanceGeographyHistoryInformaticsLawMathematicsMechanicsMedicineOtherPedagogyPhilosophyPhysicsPolicyPsychologySociologySportTourism






Hubungan Alam Semesta Dengan Tuhan

TAUHID ADALAH ASAS KEHIDUPAN DI DUNIA

 

Penulis : Al Ustadz Ja’far Umar Thalib

 

Kehidupan dunia akhir-akhir ini semakin meresahkan penduduk bumi. Peperangan, bencana alam, petaka sosial kemanusiaan, ketidakpastian hukum, keributan politik, kebangkrutan ekonomi, wabah penyakit, terorisme, dan sederet problem lainnya yang berlarut-larut. Berbagai pertemuan tingkat tinggi, menengah, dan bawah diadakan untuk membicarakan upaya mencari pemecahan sederet problema tersebut. Namun setiap satu cara diterapkan, selalu saja menimbulkan problema baru yang kadang lebih rumit dari problem semula. Tampak sekali manusia sedang mencoba untuk melupakan peran Tuhan yang menciptakan segala geliat kehidupan ini. Sehingga mereka menyingkirkan pertimbangan adanya Tuhan dalam berbagai rencana pemecahan problem kehidupan di dunia. Akibatnya mereka hanya berputar-putar di lingkaran syaithan.

 

Hubungan Alam Semesta Dengan Tuhan

Alam semesta ini adalah makhluk Allah yang tunduk sepenuhnya kepada segala kehendak-Nya. Semua pergeseran atau pergerakan sekecil apapun tidak akan luput dari pengawasan dan kehendak Allah Ta’ala. Diceritakan dalam Al Qur’an tentang proses awal penciptaan alam semesta, Allah Ta’ala berfirman :

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖوَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ ﴿٣٠﴾ وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ ﴿٣١﴾ وَجَعَلْنَا السَّمَاءَ سَقْفًا مَّحْفُوظًا ۖ وَهُمْ عَنْ آيَاتِهَا مُعْرِضُونَ ﴿٣٢﴾ وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ ﴿٣٣﴾



Tidakkah orang-orang yang kafir itu melihat bahwasanya langit yang tujuh dan bumi itu asalnya satu gumpalan, kemudian Kami pisahkan keduanya, dan Kami jadikan dari air, segala sesuatu menjadi hidup. Apakah mereka tidak mau beriman (dengan melihat gejala alam semesta ini) ? Dan Kami jadikan di bumi gunung-gunung sebagai pasak hingga bumi tidak goyang karenanya. Kemudian Kami jadikan pula padanya celah-celah untuk dapat dijadikan jalan oleh manusia, sehingga dengan itu semoga mereka dapat mencapai tujuan perjalanan mereka. Dan Kami jadikan langit sebagai atap yang terjaga. Namun mereka (orang-orang kafir) itu berpaling dari tanda-tanda Maha Besar-Nya Allah. Dan Dia yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Semua itu bergerak pada poros edarnya masing-masing.” {QS. Al Anbiya’ (21) : 30-33}

Allah Ta’ala juga menceritakan tentang penciptaan alam semesta sebagaimana firman-Nya :

قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَندَادًا ۚذَٰلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ ﴿٩﴾ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِن فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِّلسَّائِلِينَ ﴿١٠﴾ ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ ﴿١١﴾فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَىٰ فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا ۚوَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ﴿١٢﴾

Katakanlah (hai Muhammad) : “Apakah kalian mau mengingkari adanya Allah yang menciptakan bumi dalam dua hari, kemudian kalian menjadikan bagi Allah sekutu-sekutu ? Padahal Allah itu adalah Tuhan sekalian alam. Dan Dia telah menjadikan gunung-gunung di permukaan bumi sebagai pasak dan Dia memberkahi apa yang ada di dalamnya (dengan memancarkan sumber air dan menumbuhkan hutan padanya), kemudian Dia menentukan adanya makanan untuk semua yang hidup padanya. Semua proses itu (yakni menciptakan bumi dan melengkapinya dengan fasilitas kehidupan untuk penghuninya) berlangsung selama empat hari, dan ini sebagai jawaban lengkap bagi yang bertanya. Setelah itu Allah menuju langit dan pada waktu itu langit dalam bentuk asap yang mengepul dari bumi. Maka Allah perintahkan kepada keduanya (langit dan bumi), datanglah kalian kepada-Ku dengan terpaksa atau suka rela. Maka bumi dan langit menjawab : “Kami datang kepada-Mu, Ya Allah dengan taat.” Maka Kami bagi langit menjadi tujuh langit, dan semua proses penciptaan langit itu berlangsung dalam dua hari, kemudian Allah tertibkan untuk setiap langit itu penduduknya. Setelah itu Kami hiasi langit yang terdekat dengan bumi dengan bintang-bintang serta Kami lengkapi pula dengan Malaikat penjaga langit. Demikianlah ketentuan Allah Yang Maha Mulia dan Maha Mengetahui.” {QS. Fussilat (41) : 9-12}

Demikianlah Allah menerangkan proses penciptaan alam semesta, dimulai dengan penciptaan bumi selama empat hari, dilanjutkan dengan penciptaan langit yang tujuh selama dua hari. Sehingga proses penciptaan alam ini berlangsung selama enam hari.

Kemudian jika ada yang bertanya, apa yang dimaksud hari di sini? Bukankah matahari belum terbit saat itu? Apa yang dimaksud dengan enam hari dalam keterangan Allah di ayat tersebut? Jawabannya adalah firman Allah Ta’ala :

وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَلَن يُخْلِفَ اللَّـهُ وَعْدَهُ ۚ وَإِنَّ يَوْمًا عِندَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّونَ ﴿٤٧﴾

Dan sesungguhnya hitungan sehari di sisi Tuhanmu, sebanding dengan seribu tahun menurut hitunganmu” {QS. Al Hajj (22) : 47}

Oleh karena itu, enam hari dalam hitungan Allah adalah enam ribu tahun dalam hitungan manusia. Setelah Allah Ta’ala menciptakan alam semesta ini, Dia terus mengontrol dan mengatur seluruh gerak-gerik alam. Matahari yang menjadi pokok kehidupan, setiap terbit dan tenggelam selalu minta izin dan melapor kepada Allah Ta’ala. Proses penguapan air laut menjadi awan dan digiringnya awan itu ke mana saja dia akan menjadi hujan, juga dengan aturan dan kehendak serta izin dari Allah Ta’ala. Benih kecil tetumbuhan tumbauh menjadi tanaman juga dengan izin dan kehendak Allah. Proses pembuahan pada manusia dan hewan sehingga beranak pinak, semuanya atas kehendak dan izin Allah. Ke mana angina berhembus untuk membantu proses penyemaian tanaman, berlangsung dengan rahmat Allah. Gerakan ombak di laut ke mana dia mengarah untuk menggerakkan kapal dan perahu padanya, tidak luput dari kendali Allah. Ikan di laut, sebagai rizki bagi manusia, kemanapun ia bergerak, berjalan sesuai kehendak-Nya. Allah Ta’ala menegaskan dalam firman-Nya :

يَسْأَلُهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ ﴿٢٩﴾

Dia Allah selalu dimintai oleh penduduk langit dan penduduk bumi, Dia setiap hari selalu dalam urusan-Nya.” {QS. Ar-Rahman (55) : 29}

Urusan Allah setiap harinya ialah mengabulkan permintaan hamba-Nya, menghidupkan dan mematikan mereka. Dan semua itu bukanlah kesibukan bagi Allah, karena Dia tidak akan disibukkan oleh apapun dan tidak akan lelah dengannya. Allah Ta’ala menegaskan :

اللَّـهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ ﴿٢٥٥﴾

Dan tidak akan memberatkan-Nya dalam memelihara segenap langit dan bumi”. {QS. Al Baqarah (2) : 255}

 

Karena amat mudah bagi-Nya untuk mengurus semua itu, Allah berfirman :

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَن يَقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ ﴿٨٢﴾

Hanyalah bila Dia menghendaki untuk mencipta sesuatu, Dia mengatakan : “Jadilah!”, maka jadilah apa yang dikehendaki-Nya”. {QS. Yaasin (36) : 82}

Keyakinan bahwa seluruh alam ini diciptakan dan dimiliki serta diatur hanya oleh Allah Ta’ala dan semua itu tunduk sepenuhnya kepada apa yang dikehendaki-Nya, dinamakan Tauhid Rububiyah. Sehingga keyakinan ini menjadi landasan untuk memperbaiki hubungan kita dengan alam semesta dengan mengenal penguasa tunggal, pengatur tunggal, dan pemilik tunggal seluruh alam ini, yaitu Allah Rabbul ‘Alamin. Bila hubungan kita dengan Allah baik, maka alam semesta pun akan baik dalam mendukung kehidupan kita. Konsep pemecahan problem kehidupan dengan kembali kepada Tauhid Rububiyah inilah yang sedang dicoba untuk dilupakan oleh masyarakat dunia.

 


Date: 2015-12-17; view: 1003


<== previous page | next page ==>
The Continuous Forms | Konsekuensi Tauhid Rububiyah
doclecture.net - lectures - 2014-2024 year. Copyright infringement or personal data (0.012 sec.)