Home Random Page


CATEGORIES:

BiologyChemistryConstructionCultureEcologyEconomyElectronicsFinanceGeographyHistoryInformaticsLawMathematicsMechanicsMedicineOtherPedagogyPhilosophyPhysicsPolicyPsychologySociologySportTourism






Perkembangan Ekonomi Indonesia

(11 Nov’13 – 16 Nov’13)

v BI Minta Bank Kurangi Kredit ke Importir (11/11/2013)

Bank Indonesia (BI) meminta perbankan agar menjaga kredit untuk korporasi yang sarat impor. Alasannya untuk menjaga defisit neraca transaksi perdagangan atau current account terjaga dengan baik.Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan kondisi makro tersebut yang membuat pihaknya sangat memperhatikan hal tersebut. "BI nggak lihat per sektor, intinya kredit yang berkaitan dengan impor tinggi sebaiknya ditahan," ujar Mirza usai menghadiri Mandiri Invesment Forum 2013 di Jakarta. Menurut Mirza, jika current account defisitnya tinggi nanti yang akan kena dampaknya adalah sektor riil. "Kembali kebijakan suku bunga dan kurs itu adalah dalam rangka mendukung kestabilan makro. Kalau current account defisit tinggi nanti yang kena sektor riil," paparnya. Namun Mirza mengecualikan pertumbuhan kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Ia membolehkan penyaluran kredit ke UKM bisa tumbuh namun tetap harus memperhatikan regulasi BI. "Kalau kredit UKM mikro impornya kecil bahkan tidak ada, silakan tumbuh. Bank punya target sendiri baiknya jangan lebih 20%," katanya.

 

v BI Rate Naik 25 Bps Jadi 7,5% (12/11/2013)

Bank Indonesia (BI) menaikkan BI rate sebesar 25 basis points (bps) dari 7,25% menjadi 7,5%. BI fokus mengendalikan defisit transaksi berjalan (current account deficit) ke depan.Dengan kenaikan BI rate tersebut, maka fasilitas pinjaman (lending facility) atau suku bunga koridor atas moneter naik dengan nilai yang sama, yaitu 25 bps dari 7,25% menjadi 7,5%. Sementara untuk deposit facility atau suku bunga koridor bawah moneter, atau Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI) naik 25 bps dari 5,5% menjadi 5,75%. Kebijakan menenaikkan BI rate sebesar 25 bps tersebut, berarti secara total BI rate telah naik sebesar 175 bps sejak Juni 2013. Dengan demikian, keputusan ini untuk memastikan bahwa defisit transaksi bejalan menurun ke tingkat yang lebih sehat dan inflasi tetap terkendali menuju ke sasaran 4,51% pada 2014 sehingga tetap dapat mendukung kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Ke depan, Bank Indonesia mencermati sejumlah risiko dalam perekonomian global dan nasional serta akan mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial.

 

v BI Belum Nyaman dengan Laju Inflasi (13/11/2013)

Kenaikan BI rate menjadi 7,5 persen mencerminkan fokus Bank Indonesia dalam mengendalikan laju inflasi.Menurut pengamat pasar modal, Edwin Sinaga, BI ingin menjaga laju inflasi di bawah 9 persen tahun ini. "Bila dilihat dari pasar modal dampaknya akan berbanding terbalik, obligasi akan naik yang otomatis harganya akan sedikit turun," katanya kepada INILAH.COM. Sementara menurut pengamat ekonomi, Iman Sugema, dampak kenaikan BI rate tersebut baru akan terasa tiga atau empat bulan ke depan. Hal ini yang membuat industri perbankan tidak mengalami dampak negatif. Sebab mereka mampu mengantisipasi kebijakan tersebut. Namun bagi sektor riil akan mengalami peningkatan beban karena suku bunga kredit modal kerja juga mengalami peningkatan. Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Selasa kemarin akhirnya menaikkan BI rate sebesar 25 basis points (bps) dari 7,25% menjadi 7,5%. BI fokus mengendalikan defisit transaksi berjalan (current account deficit) ke depan. Keputusan tersebut untuk memastikan bahwa defisit transaksi bejalan menurun ke tingkat yang lebih sehat dan inflasi tetap terkendali menuju ke sasaran 4,51% pada 2014.



v Pemerintah Beri Insentif karena Kenaikan BI Rate (14/11/2013)

Pemerintah akan memberikan insentif ke perusahaan yang terkena dampak pada kenaikan BI rate 7,5%.Menko Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan BI rate menghantam sektor riil. Namun pemerintah tidak tinggal diam dengan kenaikan BI rate tersebut. Meskipun demikian, Hatta menilai keinginan Bank Indonesia menaikan BI rate untuk menjaga keseimbangan Current Account Defisit (CAD) dan inflasi. Tanpa menaikan BI rate defisit tidak akan terelakan dan inflasi akan menanjak naik terus. "BI positif menjaga CAD, kita lihat dampak antisipasi tapering (Fed) tentu mengendalikan inflasi. Tentu akan menimbulkan dampak ke sektor riil," ucapnya.

 

v Pemerintah akan Tutup Defisit dengan Lelang 2 SUN (15/11/2013)

Pemerintah akan melelang 2 Surat Utang Negara (SUN) sampai akhir tahun. Penerbitan SUN untuk menambal defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negra (APBN).Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menjelaskan lelang dalam bentuk sukuk dan valas. "Ada dong, kan masih ada 2 lagi, sukuk masih ada lelang 1 kali lagi, kemudian lelang valas onshore satu kali lagi," ujar Robert usai peluncuran buku PPP di Jakarta. Selain itu, Robert mengatakan pada tahun depan pemerintah memiliki utang jatuh tempo. Utang tersebut bentuk antisipasi kemungkinan gejolak ekonomi memburuk. Namun yang jelas, pemerintah sudah melakukan langkah mencegah gejolak yang dapat menghantam ekonomi ke depannya. Robert menuturkan SUN yang berasal dari sukuk projec sebesar Rp400 miliar dan valas onshore sebesar 500 juta euro. Namun Robert enggan mengatakan besaran yield. Malahan ia hanya tertawa mendengar pertanyaan presentase kemungkinan penurunan yield. Pada akhir Oktober 2013 lalu, realisasi defisit baru mencapai 1,02% dari target defisit APBN-P 2013 sebesar 2,38%.

 

v Menkeu: BI Rate Naik Tidak Pengaruhi PDB (16/11/2013)

Menteri Keuangan, Muhammad Chatib Basri menyatakan kenaikan BI rate tidak akan mempengaruhi lebih lambatanya pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2013.Menurut Chatib perlambatan perekonomian pada kuartal akhir tahun ini masih ditopang perlambatan kuartal III lalu. "Nggak bisa dinaikin baru kemarin, di kuartal kempat sekarang sudah mau berakhir, jadi nggak ada impek di kuartal keempat. Bukan karena BI rate naik kemarin, tapi perlambatan dari yang lalu-lalu," ujar Menkeu. Menkeu menjelaskan dampak ke kreditpun dengan naiknya BI rate tidak akan langsung. Ia mengatakan dampaknya ke kredit beberapa bulan ke depan setelah BI rate diumumkan. Oleh karena itu, Chatib mengungkapkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan sampai akhir tahun sebesar 5,8%. Cahtib sendiri belum menghitung akan menjadi berapa persen, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV tahun ini .



Date: 2015-12-17; view: 653


<== previous page | next page ==>
Perkembangan Ekonomi Indonesia | Perkembangan Ekonomi Indonesia
doclecture.net - lectures - 2014-2024 year. Copyright infringement or personal data (0.008 sec.)