Home Random Page


CATEGORIES:

BiologyChemistryConstructionCultureEcologyEconomyElectronicsFinanceGeographyHistoryInformaticsLawMathematicsMechanicsMedicineOtherPedagogyPhilosophyPhysicsPolicyPsychologySociologySportTourism






Perkembangan Ekonomi Indonesia

(28 Okt’13 – 02 Nov’13)

v Kemenkeu: Realisasi Pendapatan APBN-P Capai 71,2% (28/10/2013)

Kementerian Keuangan menyatakan realisasi penerimaan APBN-P 2013 sampai bulan Oktober ini baru mencapai 71,2%.Plt Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani capaian tersebut berdasarkan target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN- Perubahan 2013) sebesar Rp1.502 triliun. "Realisasi sampai dengan 23 Oktober 2013 itu, total pendapatan negara itu 71,2% sebesar Rp1069,8 triliun," ujar Askolani. Askolani menjelaskan untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp72,3% atau Rp22,3 triliun. Namun yang sudah dibelanjakan negara baru 67,6%. "Untuk belanja negara totalnya 67,6% , angkanya Rp1166,2 triliun. Untuk belanja Kementerian/Lembaga sudah capai 56,6%. Untuk surplus defisit capai Rp96,4 triliun atau 1,02% dari PDB. Belanja modal tidak kelihatan disini tapi kami catat sudah angka lebih baik dari 2013 penyerapannya," ucap Askolani. Untuk itu Askolani berencana membicarakan kepada berbagai kementerian dan lembaga untuk mengeavluasi serapan anggaran.

v Kemenkeu Bagi Dana Infrastruktur Tambahan Rp27 T (29/10/2013)

Kementerian Keuangan menyatakan tambahan belanja sebesar Rp27 triliun yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014, paling besar dialokasikan ke Kementerian Pekerjaan Umum.Tambahan dana belanja mayoritas diperuntukkan bagi anggaran infrastruktur, sehingga Kementerian PU mendapatkan dana terbanyak, menurut Plt Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani. Sedangkan sisanya dialokasikan untuk Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sekitar Rp900 miliar sampai Rp1 triliun, Kepolisian RI sekitar Rp3 triliun, Kementerian Pertahanan Rp2 triliun, Kementerian Kesehatan Rp1,6 triliun. Pemerintah menganggarkan pengadaan infrastruktur 2014 mencapai Rp188 triliun dan mendapatkan tambahan anggaran sebesar Rp27 triliun yang ditetapkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui rapat paripurna.

 

v Realisasi Defisit APBN-P 2013 Baru 1,02% (30/10/2013)

Kementerian Keuangan menyatakan realisasi defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013 baru mencapai 1,02% dari target defisit APBN-P 2013 sebesar 2,38%.Plt Direktur Jenderal Anggaran, Askolani mengatakan capaian itu bersumber dari berbagai sektor kementerian dan lembaga. "Realisasi defisit baru mencapai 1,02% sampai pada 23 Oktober 2013," ujar Askolani. Menurut Askolani ke depan untuk pencapaian defisit hingga 100% akan didorong dari Direktorat Pajak. Selain itu penggenjotan penerimaan negara bukan pajak juga dilakukan. Sementara, realisasi belanja negara mencapai Rp1.092,7 triliun atau 63,3% dari alokasi APBN-Perubahan 2013 sebesar Rp1.726,2 triliun per 30 September 2013. Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan menyebutkan realisasi tersebut berasal dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp699,1 triliun atau 58,4 persen dari alokasi Rp1.196,8 triliun dan transfer ke daerah Rp393,6 triliun atau 74,4 persen dari pagu Rp529,4 triliun.



 

v Di Indonesia, Ekspatriat Australia Bisa Digaji Rp 900 Juta Per Bulan (31/10/2013)

Dari survei yang dilakukan HSBC, dan dikutip dari brw.com.au. diketahui bahwa ekspatriat Australia mulai meninggalkan destinasi yang selama ini banyak menjadi tujuan, yaitu Inggris dan Eropa. Mereka menilai, bekerja di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, jauh lebih menguntungkan. Adapun negara-negara yang saat ini menjadi favorit ekspatriat Australia antara lain adalah China, Thailand, dan Indonesia. Bahkan dalam survei itu juga disebutkan bahwa ekspatriat Australia dalam 3 bulan bekerja di Indonesia bisa meraup pendapatan hingga 250.000 dollar AS atau sekitar Rp 2,75 miliar. Jika dirata-rata, maka ekspatriat dari negara itu bisa meraup Rp 916 juta per bulan. Jumlah yang dibayarkan perusahaan-perusahaan Indonesia itu jauh lebih besar ketimbang mereka bekerja di Inggris dan negara Eropa lainnya. Alasan utamanya, negara-negara di Asia berani memberi upah 15 persen lebih tinggi daripada rata-rata gaji ekspatriat global. Dalam hal ini, rata-rata negara di Asia memberikan gaji 74.000 dollar AS per atau sekitar Rp 810 juta per tahun atau sekitar Rp 67 juta sebulan. Sementara itu, rata-rata gaji ekspatriat di seluruh dunia sebesar 64.000 dollar AS atau Rp 58 juta sebulan. Indonesia menjadi negara tujuan favorit ekspatriat Australia urutan ke-6 berdasarkan survei HSBC.

 

v Inflasi Oktober Capai 0,09% (01/11/2013)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan hasil inflasi Oktober mencapai 0,09%. Hal ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang sebessar 0,16%.Kepala BPS, Suryamin mengatakan inflasi oktober terjadi hampir di 39 kota yang disurvei. "Akibat bahan makanan deflasi -0,15, Infla 0,09% pada oktober, inflasi tahun kalender sebesar 7,66% . Yoy 8,32%. Inflasi komponen inti mom 0,34% dan yoy untuk inflasi komponen inti 4,73%," ujar Suryamin. Suryamin membandingkan berapa inflasi beberapa tahun sebelumnya. "Pada 2008 inflasi Oktober, dibandigkan tah sebelumnya cukup rendah.pada 2008 0,45%, 2009 sebesar 0,19%, 2010 sebesar 0,06% dan 2012 sebesar 0,16%," kata Suryamin. Menurut Suryamin, inflasi tertinggi berada pada kota Sibolga penyebabnya karena harga cabai. "Sebanyak 66 kota indeks harga konsumen 39 kota inflasi, 27 kota deflasi. Tertinggi Sibolga 1,25% penyebab cabai merah, terendah Samarinda 0,04%. Untuk deflasi terendah di Ambon 3,82% karena sayur dan ikan segar turun harginya karena musim masih bagus," katanya.

 

v Inilah Dampak Inflasi Oktober Turun Versi Menkeu (02/11/2013)

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan dengan inflasi Oktober sebesar 0,09% maka akan memberikan sentimen positif kepada investor di pasar modal.Menteri Keuangan, Chatib Basri menjelaskan perdagangan yang sudah seimbang dengan defisit neraca perdagangan bulan September sebesar US$657,2 juta. "Mestinya dengan ini positif, tapi biasanya market bereaksi," ujar Chatib. Menurut Menkeu, jika ada reaksi dari investor terhadap hasil inflasi namun tidak terlalu drastis. Sebab akan membandingkan angka yang diprediksi dan angka inflasi yang riil. "Mesti dilihat karena biasanya reaksinya nggak imidiate. Tidak semuanya domestik kan pemainnya. Mereka dapat laporan, comprehend dulu, nanti angkanya muncul di awal minggu depan. Mestinya sih positif karena trade balance itu defisitnya kecil sesuai prediksi," tuturnya. Oleh karena itu, menurut Menkeu hal yang perlu dikhawatirkan apabila defisit melebihi dari Agustus. "Tapi yang penting orang di pasar lihat tren, bukan lihat level. Hal yang bahaya adalah kalau defisit sekarang lebih tinggi dari Agustus dan inflasi sekarang lebih tinggi dari Juli. Tapi dia lihatnya year to date 7,6%, November inflasi relatif kecil nol koma sekian," jelasnya.



Date: 2015-12-17; view: 736


<== previous page | next page ==>
Perkembangan Ekonomi Indonesia | Perkembangan Ekonomi Indonesia
doclecture.net - lectures - 2014-2024 year. Copyright infringement or personal data (0.006 sec.)